Cerita Bersambung - A Little Memories Ep.1
A Little Memories Ep.1
Kamu adalah kamu, masa laluku yang terindah.
***
- Kuala Lumpur, Malaysia
Hiruk pikuk suara bandara menyambutku saat ini. Kulihat jam di tanganku menunjukan pukul 10.00 WIB, berbeda dengan disini. Di atas, tampak jam dinding yang amat besar dengan arah jarum pendek yang menunjuk ke angka 11.
"Nayla, bisa tidak jalannya jangan terlalu cepat. Koperku sangat berat" Dibelakangku seorang mengaduh, ia mengenakan baju terusan berwana hijau dan celana jeans yang robek di bagian lutut.
"Kau sendiri yang berjalan seperti siput. Wajar saja kan jika aku lebih cepat darimu" Ucapku dengan penuh penekanan.
"Aku tidak lamban Nay, kau saja yang terlalu cepat. Dan lagipula apa itu, siput? Kau samakan aku dengan siput?" Balasnya sambil melebarkan kedua mata sipitnya itu.
Dia tampak lucu saat ini, matanya itu, hmm seperti mata anak anjing yang sedang marah.
"Hahaha" aku tertawa puas, ahh sampai air mataku hampir keluar.
"Nayla, jangan tertawakan aku, Itu tidak lucu sama sekali."
"Iya sahabatku yang cantik, yang kalau marah matanya seperti mata anak anjing yang sedang marah, hahaha"
Seru sekali menggodanya, aku tidak pernah bosan menggodanya sama sekali. Haruskah ku potret wajahnya saat sedang marah? Eh?
"Nayla, bisa diam tidak? tidak lihat kau diperhatikan sejak tadi? Tawamu itu mengganggu sekali."
Iya, aku sampai tidak sadar sedang berada di bandara. Orang-orang itu menatapku dengan tatapan yang hmm -aneh
Mungkin karena aku menggunakan bahasa Indonesia dengan suara yang keras dan tawa yang aneh. Baru beberapa menit menginjakan kaki di negeri orang kau sudah mendapat tatapan aneh, bagus sekali Nayla.
"Sudahlah, jangan lama-lama kita berdiri disini. Lebih baik sekarang kita menunggu taksi di depan." Sambungnya, masih membawa koper besarnya itu.
"Baiklah, Sarah.
Sarah Oktavia, gadis kelahiran Malang itu merupakan sahabatku sejak aku duduk di kelas satu SMA. Dia juga tempat curhatku di setiap aku sedang kesepian. Dia tau semua tentangku dan aku tau semua tentangnya. Setiap aku bersamanya, seperti ada kecocokan tersendiri yang membuat kita bisa dekat.
"Nayla, setelah ini kita langsung ke penginapan kan?" Sarah membuyarkan lamunanku, saat aku tersadar aku sudah berada di tempat untuk menunggu taksi.
"Iya, Sarah. Kau mau pergi dengan membawa koper besarmu itu? Tidak kan. Lagipula, kita juga harus stay terlebih dahulu di penginapan untuk melepas penat. Ah, aku lelah sekali duduk di pesawat dengan si mata anak anjing ini"
Candaku kepada Sarah sambil melemparkan pandang ke arah dimana taksi datang.
"Wah Nayla kata-katamu sungguh-"
"Sarah, sepertinya taksi kita sudah sampai. Ayo cepat kakiku pegal sekali"
Potongku sambil menunjuk ke sebuah taksi berwana kuning.
Aku pun berjalan dan langsung menaruh koperku di bagasi namun Sarah sepertinya tidak demikian, ia terlihat kesulitan sekali membawa koper berwana pink nya itu.
"Nak dibantu kah? Sini abang je yang taruh barangnya"
Sang supir dengan logat melayu kentalnya itu dengan cekatan langsung mengangkat koper Sarah ke bagasi. Tak lupa juga ia tutup bagasi mobilnya.
"Trimakasih pak cik" Ucap Sarah sambil menyunggingkan senyum lebarnya.
Kami pun langsung masuk ke dalam taksi. Sepertinya taksi di Indonesia dengan taksi disini tak jauh berbeda. Hanya harganya saja yang lebih mahal.
"Kita nak kemane? Sepertinya kalian bukan orang sini, ye kah?"
Tanya supir tersebut pada kami. Dari kaca spion mobil terlihat matanya yang sedang melihat kami dengan saksama.
"Iya pak cik, kami berdua dari Indonesia. Mau berlibur disini beberapa hari. Hmm, bisa antar ke alamat ini?" Tanyaku sambil menyodorkan sebuah kertas dengan gulungan kecil -alamat dari penginapan kami
"Oh bisa, jarak alamat ini lumayan jauh. Kira-kira satu jam, kalian istirahat lah dulu, karena alamat berada dekat dengan KL Twin Tower"
Aku melihat sang supir dengan nama "Razik" itu melalui kaca spion taksi, Ia melirik sebentar tetapi langsung mengalihkan perhatian pada jalan di depannya.
"Terimakasih pak cik. Nay, Sekarang kamu istirahat dulu deh, jangan terlalu banyak pikiran. Kau ingat? Kita disini bukan untuk menghabiskan lamunan tak jelasmu tentang si itu"
Sarah memberi penekanan perkataannya di akhir. Aku tau Sarah, tapi setiap kali ingin melupakan dia. Malah otakku tak sejalan. Hatiku bertolak belakang dengan ragaku.
"Hm, Sarah. Aku mohon jangan ungkit lagi tentang dia. Aku lelah sekali."
Aku memejamkan kedua mataku menikmati udara dingin yang berasal dari atap taksi ini. Disini lebih dingin dari Jakarta, udaranya pun masih segar dan polusi nya tak sebanyak yang ada di Jakarta. Mungkin karena jarang sekali kendaraan beroda dua atau pun beroda empat yang melintas.
"Oh maafkan aku Nay, aku enggak mau membuatmu sedih. Aku hanya ingin kamu ngelupain semuanya. Dia bukan orang baik Nay, buktinya dia tega meninggalkanmu. Benar-benar tidak berperasaan."
Sarah mengepalkan kedua tangannya, ada sesuatu yang membuatnya berbeda seperti biasa, Sarah tidak seperti ini dulu. Tapi semenjak kejadian itu, Sarah melarangku berhubungan dengan dia. Sering kali dia juga menjodohkanku dengan teman prianya yang masih lajang.
"Tidak apa-apa Sarah, aku hanya sedang lelah. Aku ingin menikmati udara yang segar ini terlebih dahulu"
Aku masih memejamkan mataku dan menghirup dalam-dalam udara di dalam Taksi ini. Kupikir, apa yang telah terjadi kepadaku mungkin memang takdir dari Allah. Aku bertemu dengan dia pun telah digariskan sejak aku belum lahir. Tapi, mengapa semuanya harus seperti ini? Mengapa semuanya harus kandas setelah ikatan kita yang begitu lama? Bahkan, aku sempat mengira ia memang jodohku. Sudahlah, aku ingin melupakan semuanya.
Aku memejamkan mata sambil menghitung domba yang mulai hinggap di alam bawah sadarku. Dan tak beberapa lama, aku pun tiba di Istana berawan, Putih tanpa cela.
***
Aku terbangun saat suara orang di sebelah memanggil namaku sambil menggoyang-goyangkan tubuhku. Aku membuka mata dan sinar lampu mulai memasuki lensa mataku. Kukedip-kedipkan mataku sejenak mencoba terbiasa.
"Nayla sampai kapan kau mau tidur terus? Kau tak tau kita sudah sampai 5 menit yang lalu. Lagi, kau ini susah banget dibangunin."
Sarah mendumel sambil menyilangkan kedua tangannya. Alisnya menukik, tanda ia sedang kesal.
"lihat tuh supirnya nungguin, kau sih lama. Kasian kan dia mau nyari penumpang lagi malah gak bisa gara-gara kamu tidurnya kayak tuan putri"
"Tak ape-ape, mungkin temanmu sedang lelah atau kena jet lag." Bapak berkumis itu menyunggingkan senyumnya "disinikah penginapan kalian berdue?" Sambungnya lagi
"Iya Pak, sepertinya memang ini alamat yang tertera di kertas tadi. Pak cik sudah mengantar kami dengan selamat. Terima Kasih Pak, maaf merepotkan Pak Cik."
Aku menyunggingkan senyumku dan memamerkan lesung pipiku. Terlihat ia membalasnya sambil menganggukan kepalanya dan tersenyum kepada kami, tak lupa aku langsung mengambil koperku yang terlalu berat itu. Sedangkan Sarah, dia harus kepayahan dalam mengangkat kopernya yang besar. Tapi, akhirnya ia pun bisa menurunkannya.
"Hati-hati, disini banyak terjadi tindak kejahatan apalagi kalian perempuan"
"Terimakasih Pak atas sarannya. Kami akan berhati-hati setiap saat. Baiklah, sampai jumpa Pak."
Sarah melambaikan kedua tangannya, taksi pun langsung melaju dengan kecepatan rendah lalu menghilang di tikungan jalan.
Aku berdiri di depan sebuah bangunan yang tak terlalu besar, namun rasanya penginapan ini ada yang salah.
"Sarah kau kapan memesan penginapan ini? Dan dimana?" Tanyaku pada sahabatku yang sedang fokus pada koper besarnya itu.
"Aku memesan online dengan harga termurah. Tapi, aku juga lihat review dulu sebelum memesan kok nay, di review itu banyak yang bilang kamarnya bagus sesuai dengan harganya, tapi ada satu kekurangannya"
"Apa itu?"
"Disini kamarnya tidak kedap suara. Jadi, kalau kita berbicara dengan suara kencang obrolan kita akan terdengar dengan kamar sebelah"
"Kenapa kau tidak bilang daritadi!!''
TBC-
A/N
Hallo teman-teman, kali ini saya kali ini bawa cerbung lho! Jadi ceritanya ini adalah cerita dari akun wattpad saya, Berhubung ga semua punya wattpad, jadi saya upload ulang aja disini.. Mau tau kelanjutannya? Stay terus ya di akun wattpad saya @Nuriyuliani dan terus pantengin blog ini.. See you
Posting Komentar untuk "Cerita Bersambung - A Little Memories Ep.1"